BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia banyak menggunakan
internet sebagai salah satu sarana untuk melakukan berbagai aktivitas. Di bidang perdagangan, banyak orang yang mulai mengembangkan cara berdagangnya dengan menggunakan internet dan menuju
ranah online. Berbagai kalangan sudah mulai menggunakan e-commerce sebagai
sarana bisnisnya. Hal ini
menyebabkan Indonesia
menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pasar e-Commerce terbesar di dunia dengan
rata-rata pertumbuhan 17 persen setiap tahunnya. Banyak
toko online yang bermunculan di Indonesia seperti zalora.com, bukalapak.com, tokopedia.com, kaskus.com,
dan lain sebagainya. Jenis e-commerce pun beragam, seperti Business to
Business(B2B), Consumer to Consumer(C2C), Business to Consumer(B2C), dan
Consumer to Business(C2B). Darisitu, Penulis melalui makalah ini akan membahas,
menjelaskan, dan menganalisa salah satu contoh penggunaan e-commerce jenis
Business to Consumer di Indonesia.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Penjelasan E-Commerce;
2. Menjelaskan Jenis-Jenis E-Commerce;
3. Contoh penerapan E-Commerce.
1.3 Batasan
Masalah
Dari penelitian ini, Penulis membatasi
masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Contoh penerapan E-Commerce jenis C2C di
Indonesia.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Penjelasan Electric Commerce (E-Commerce)
Perdagangan elektronik
(bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce
dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi
melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis
(e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana
secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik
(e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi
online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic
data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian
dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekadar
perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat
elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya
sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-commerce pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai
untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut
Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2
miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu,
pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan
akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan
elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan
elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI
untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara
elektronik.
Kemudian dia berkembang
menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat
"perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web
melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi
untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web
mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa
e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat
tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak
digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan
situs web perdagangan ini.
2.2 Jenis E-Commerce
Ada empat jenis e-commerce yang biasanya dilakukan
banyak orang melalui media internet seperti dijelaskan di bawah ini:
1. E-Commerce Business to Business (B2B)
Dua pelaku ini tentunya keduanya adalah Pembisnis. Karena Perusahaan
melakukan bisnis dengan satu sama lain seperti produsen menjual kepada
distributor dan pedagang besar menjual ke pengecer. Harga didasarkan pada jumlah
pesanan dan sering dinegosiasikan. Volume dan nilai B2B e-commerce bisa sangat
besar.
Transaksinya menggunakan EDI dan email untuk pembelian barang dan jasa. EDI singkatan dari Electronic Data Interchange sebenarnya adalah sebuah
metode pertukaran dokumen bisnis antar aplikasi komputer - antar
perusahaan/instansi secara elektronis dengan menggunakan format standar yang
telah disepakati.
Contoh: Global Market
Global Market Group adalah sebuah perusahaan
perdagangan internasional pemasaran. Sekarang dengan lebih dari 30 kantor
lapangan serta staf dari 1.000, perusahaan berkomitmen untuk mendirikan GMC
(Global Produsen Sertifikat) Masyarakat, di mana manufaktur Cina yang
berkualitas didirikan dan dapat berdiri di antara sisanya. Dengan mengikuti
pameran global, penawaran marketing dan memberikan solusi sourcing, jembatan
pasar global kesenjangan antara pembeli global dan produsen GMC.
2. B2C (Business to Consumer)
Untuk jenis ini pelaku Bisnis menjual kepada masyarakat umum (consumer)
biasanya melalui katalog memanfaatkan perangkat lunak keranjang belanja. Jenis
bisnis inilah yang sering kita temui dalam dunia internet saat ini. Seperti
toko online terkenal Amazon dan kalau di indonesia saat ini seperti zalora dan
lazada merupakan E-commerce jenis B2C (Business to Consumer). Dimana Amazon
merupakan pelaku bisnisnya dan masyarakat sebagai consumernya.
Penghapusan akan kebutuhan toko fisik adalah alasan terbesar terbangunya
jenis bisnis E-commerce B2C ini. Tapi kompleksitas dan biaya logistik dapat
menjadi penghalang untuk pertumbuhan model bisnis B2C e-commerce ini.
3. C2C (Consumer to Consumer)
Ada banyak situs yang menawarkan iklan gratis, lelang, dan forum di mana
tiap individu dapat dengan mudah membeli dan menjual secara langsung dengan
memanfaatkan sistem pembayaran online seperti PayPal atau transaksi via bank,
di mana orang dapat mengirim dan menerima uang secara online dengan mudah.
layanan lelang eBay adalah contoh yang bagus di mana transaksi orang-ke-orang
berlangsung setiap hari sejak tahun 1995.
Untuk jenis bisnis C2C ini jika di indonesia Anda bisa melihat seperti
apa yang dilakukan olx dan juga kaskus, dimana penjual dan pembeli adalah
merupakan individu dan juga bisa berperan sebagai consumer dan pembisnis
langsung.
4. E-Commerce Consumer to Business (C2B)
Jenis e-commerce ini dilakukan oleh konsumen kepada para produsen yang
menjual produk ataupun jasanya, sebagai contoh konsumen akan memberitahukan
detail produk atau jasa yang dia inginkan melalui media internet kepada para
produsen, yang kemudian produsen yang mengetahui permintaan tersebut akan
menawarkan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen tersebut.
2.3 Model Bisnis E-Commerce di Indonesia
Secara umum bisnis ecommerce di Indonesia dapat
dibedakan menjadi 5 bentuk berbeda. Dan bagi anda yang memang aktif dalam
bidang ecommerce atau mungkin ingin mengenal lebih dalam tentang ladang bisnis
online yang satu ini, akan sangat berguna bagi anda untuk menyimak artikel
tentang 5 bentuk bisnis e-commerce yang ada di Indonesia berikut ini.
1. Classifieds / Daftar Iklan Baris
Bentuk bisnis yang pertama adalah classifieds atau daftar iklan baris.
Bentuk bisnis ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari usaha
e-commerce yang ada. Itu karena bentuk
bisnis ini mempunyai ciri khas dimana penyedia jasa e-commerce tidak terlibat
secara langsung dalam proses jual beli yang terjadi. Dalam bentuk bisnis ini,
pihak perusahaan e-commerce hanya
menjadi media yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam satu tempat.
Ciri-ciri dari bentuk bisnis classifieds atau daftar iklan baris adalah
web penyedia layanan e-commerce tersebut sama sekali tidak terlibat atau
memfasilitasi secara langsung transaksi jual beli online yang berlangsung. Ciri
yang kedua adalah dalam memanfaatkan layanan e-commerce tersebut, siapa saja
yang ingin menjual barang yang dimilikinya bebas melakukan hal tersebut kapan
dan dimana saja secara online. Ciri lain dari bentuk ini adalah pihak
e-commerce mendapatkan keuntungan dari iklan premium yang terpasang pada
website tersebut.
Penyedia layanan e-commerce di Indonesia yang menggunakan bentuk bisnis
ini antara lain Berniaga, TokoBagus dan juga OLX. Hingga saat ini OLX menjadi
jaringan perusahaan e-commerce yang
terlama yang ada di Indonesia dan masih tetap eksis hingga saat detik ini.
Selain ketiga e-commerce tersebut, Kaskus FJB (forum jual beli) pada dasarnya
juga menganut bentuk bisnis ini karena selama proses transaksi pihak Kaskus
sendiri tidak memberikan keharusan bagi para penjual atau pembeli menggunakan
layanan transaksi apapun yang mereka sediakan. Dalam sistem pembayarannya pun,
para penggiat Kaskus FJB banyak yang menggunakan metode COD atau cash on
delivery. Secara umum tipe e-commerce ini lebih cenderung digunakan oleh para
penjual yang hendak menjual barang bekas atau yang jumlahnya terbatas.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Yang membedakan antara bentuk bisnis ini dengan bentuk classifieds
adalah selain menawarkan tempat sebagai media promosi barang daganganya, pihak
e-commerce juga memberikan layanan metode pembayaran dari transaksi online yang
dilakukan. Hal tersebut juga menjadi ciri utama dari bentuk bisnis e-commerce
Marketplace C2C. Pada umumnya pihak e-commerce akan memberikan layanan Escrow
atau rekening pihak ketiga.
Fungsi dari Escrow tersebut adalah sebagai jembatan antara penjual,
pembeli dan pihak e-commerce. Jika sudah terjadi kesepakatan pembelian, pembeli
harus mentransfer dana kepada pihak escrow. Baru setelah dana dikonfirmasi masuk ke escrow, penjual bisa
mengirimkan barangnya para pembeli. Dan setelah pembeli mengkonfirmasi
kedatangan barang, maka pihak escrow akan memberikan uang nya ke penjual.
Selain lebih aman, dengan menggunakan jasa escrow jika tiba-tiba terjadi
masalah dengan barang, dana akan bisa segera dikembalikan pada pembeli. Pada
situs Kaskus FJB (forum jual beli), jasa
escrow lebih dikenal dengan nama Rekber atau rekening bersama.
Perusahaan e-commerce yang mengadopsi bentuk bisnis ini antara lain
Tokopedia dan Lamido. Perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari
sistem iklan premium dan juga adanya komisi dari jasa escrow. Bagi anda para
penjual yang memiliki barang dengan jumlah yang cukup banyak, bisa mencoba
menjadi penjual para bentuk bisnis
e-commerce yang satu ini.
3. Shopping Mall
Bentuk bisnis e-commerce Shopping Mall, semua proses serta layanannya
kurang lebih sama dengan bentuk bisnis Marketplace C2C yang membedakan antara
keduannya adalah penjual yang ada pada e-commerce tersebut. Pihak yang bisa
masuk menjadi penjual di e-commerce tersebut hanyalah brand-brand besar yang
telah mempunyai nama di pasar lokal atau pun internasional.
Untuk masuk pun membutuhkan proses verifikasi yang tidak mudah. Dari
segi keuntungan, pihak ecommerce bisa menarik komisi dari penjual yang
notabenenya brand besar tersebut. Dengan begitu pendapatannya pun bisa lebih
besar. Hingga saat ini, di Indonesia bentuk bisnis ini baru diterapkan oleh
satu e-commerce yaitu Blibli.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Pada dasarnya bentuk bisnis ini lebih berfokus pada penjualan barang
atau produk milik perusahaan e-commerce itu sendiri. Sehingga semua keuntungan
dari penjualan produk murni dimiliki oleh perusahaan e-commerce dan tidak
dibagi dengan pihak lain.
Jenis bisnis ini merupakan salah satu bentuk yang paling berkembang di
Indonesia, namun dalam pengembangan bentuk bisnis ini tentunya juga tidak
mudah. Selain diperlukan modal yang sangat besar, ketersediaan pasokan barang
serta sistem penjualan semuanya harus dihandle sendiri oleh pihak e-commerce.
Beberapa perusahaan e-commerce yang menerapkan bentuk bisnis ini antara
lain Lazada, Bhineka, dan Berry Benka. Namun seperti halnya Lazada juga masing
memiliki sistem layaknya Marketplace C2C yang dapat menerima penjual mandiri
yang memiliki barang yang cukup banyak dan terjamin ketersediannya.
5. Sosial Media Shop
Bentuk bisnis e-commerce yang terakhir adalah sosial media shop. Bentuk
ini bisa dikatakan muncul seiring perkembangan sosial media yang makin
menanjak. Potensi dari sosial media tersebut kini dimanfaatkan langsung oleh
perusahaan e-commerce dengan membangun bisnis yang berbasis pada sosial media
tersebut.
Saat ini sosial media yang menjadi lahan utama perkembangan bentuk
bisnis ini masih didominasi oleh Facebook, namun dengan pergesaran tren sosial
media yang terjadi akhir-akhir ini juga telah membuka pesaing baru seperti
Instagram dan juga Twitter.
E-commerce di Indonesia yang menyediakan bentuk bisnis ini adalah Onigi. Keuntungan dari bentuk ini adalah dari
segi pemanfaatan banyaknya konsumen yang berasal dari sosial media tersebut dan
juga kemudahan dalam pembuatannya.
Dengan lebih mengenal bentuk bisnis ecommerce tersebut, bisa menjadi
tambahan informasi terutama bagi anda yang berniat menjadi penjual online.
Memilih jenis ecommerce yang tepat akan membantu bisnis yang anda jalankan
berkembang lebih pesat dan akhirnya mendatangkan keuntungan yang lebih besar
tentunya.
2.4 Keuntungan dan Kerugian E-Commerce
Keuntungan E-Commerce
Keuntungan yang dapat diambil dari penerapan e-commerce dapat dilihat
dari 3 pihak utama yang terlibat di dalamnya yaitu: organisasi, konsumen, dan
masyarakat.
1. Bagi organisasi / perusahaan
a. Pasar internasional
Dengan penerapan e-commerce sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah pasar
internasional. Bisnis dapat dijalankan tanpa harus terbentur pada batas negara
dengan adanya teknologi digital. Pihak perusahaan dapat bertemu dengan partner
dan kliennya dari seluruh penjuru dunia. Hal ini menciptakan sebuah lembaga
multinasional virtual.
b. Penghematan biaya operasional
Biaya operasional dapat dihemat. Biaya untuk membuat, memproses,
mendistribusikan, menyimpan, dan memperbaiki kembali informasi juga dapat
ditekan.
c. Kustomisasi masal
E-commerce telah merevolusi cara konsumen dalam membeli barang dan jasa.
Produk barang dan jasa dapat dimodifikasi sesuai dengan keingingan konumen.
Contohnya, di masa lalu saat perusahaan Ford mulai memasarkan mobil
produksinya, para pembeli hanya dapat membeli motor yang berwarna hitam karena
yang dibuat memang hanya warna tersebut. Namun sekarang pembeli dapat mengkonfigurasi
sebuah mobil sesuai dengan spesifikasi mereka hanya dalam beberapa menit,
misalnya menentukan warna mobil yang mereka inginkan untuk mobil yang akan
mereka beli, hanya dengan mengunjungi website Ford di internet.
d. Berkurangnya kendala inovasi
Dengan e-commerce, suatu perusahaan dapat menghemat sumber daya karena
mereka tidak dipusingkan dengan sulitnya membuat penemuan baru untuk modifikasi
produk mereka. Sebagai contoh, perusahaan seperti Motorola (mobile phone) dan
Dell (komputer) dapat mengumpulkan para konsumennya yang memesan sebuah produk.
Para konsumen dapat membuat suatu daftar mengenai spesifikasi produk baru yang
mereka inginkan dan mengirimkannya ke perusahaan secara on-line.
e. Biaya telekomunikasi yang lebih rendah
Internet lebih murah dari sebuah jaringan tambahan yang hanya digunakan
untuk telepon. Adalah lebih murah untuk mengirimkan sebuah fax atau e-mail via
internet daripada melakukan dial telepon secara langsung.
f. Digitalisasi proses dan produk
Contohnya pada kasus produk software dan audio video, produk digital
tersebut dapat diunduh atau dikirim lewat e-mail secara langsung ke konsumen
melalui internet dalam format digital. Hal ini tentu saja menghemat waktu dan
biaya pengiriman produk.
g. Batasan waktu kerja dapat diatasi
Bisnis dapat dijalankan tanpa mengenal batas waktu karena dijalankan
secara on-line melalui internet yang selalu beroperasi tiap hari.
2. Bagi konsumen
a. Akses penuh 24 jam / 7 hari
Konsumen dapat berbelanja atau mengolah bernagai transaksi lain dalam 24
jam sepanjang hari, sepanjang tahun di sebagian besar lokasi. Contohnya
memeriksa saldo, membuat pembayaran, dan memperoleh informasi lainnya.
b. Lebih banyak pilihan
Konsumen tidak hanya memiliki sekumpulan produk yang bisa dipilih, namun
juga daftar supplier internasional sehingga konsumen memiliki pilihan produk
yang lebih banyak.
c. Perbandingan harga
Konsumen dapat berbelanja di seluruh dunia dan membandingkan harganya
dengan mengunjungi berbagai situs yang berbeda atau dengan mengunjungi sebuah
website tunggal yang menampilkan berbagai harga dari sejumlah provider.
d. Proses pengantaran produk yang inovatif
Dengan e-commerce proses pengantaran produk menjadi lebih mudah. Misalnya
dalam kasus produk elektronik misalnya software atau berkas audio visual di
mana konsumen dapat memperoleh produk tersebut cukup dengan mengunduhnya
melalui internet.
3. Bagi masyarakat
a. Praktek kerja yang lebih fleksibel
E-commerce memungkinkan masyarakat bisa lebih fleksibel dalam menentukan
tempat bekerja, misalnya mereka dapat bekerja dari rumahnya masing-saing tanpa
harus pergi ke kantor.
b. Terhubungnya masyarakat dengan masyarakat
lain
Masyarakat di negara berkembang dapat mengakses dan menikmati produk,
layanan, dan informasi yang mungkin sulit mereka temukan di daerahnya.
c. Kemudahan akses fasilitas publik
Masyarakat dengan mudah dapat memanfaatkan layanan publik, misalnya
layanan kesehatan dan konsultasi serta pembelian resep dokter dengan
mengunjungi internet.
Kekurangan E-Commerce
Walaupun adanya e-commerce memberi banyak keuntungan, masih terdapat
berbegai kekurangan dari e-commerce antara lain:
1. Bagi organisasi / perusahaan
a. Keamanan sistem rentan diserang
Terdapat sejumlah laporan mengenai website dan basis data yang dihack,
dan berbagai lubang kelemahan keamanan dalam software. Hal ini dialami oleh
sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft dan lembaga perbankan. Masalah
keamanan ini menjadi sangat pnting karena bila pihak lain yang tidak berwenang
bisa menembus sistem maka dapat menghancurkan bisnis yang telah berjalan.
b. Persaingan tidak sehat
Di bawah tekanan untuk berinovasi dan membangun bisnis untuk memanfaatkan
kesempatan yang ada dapat memicu terjadinya tindakan ilegal yaitu penjiplakan
ide dan perang harga.
c. Masalah kompabilitas teknologi lama
dengan yang lebih baru
Dengan perkembangan dan inovasi yang melahirkan teknologi baru, sering
muncul masalah yaitu sistem bisnis yang lama tidak dapat berkomunikasi dengan
infrastruktur berbasis web dan internet. Hal ini memaksa perusahaan untuk
menjalankan dua sistem independen yang tidak dapat saling berbagi, hal ini
dapat mengakibatkan pembengkakan biaya.
2. Bagi konsumen
a. Perlunya keahlian komputer
Tanpa menguasai keahlian computer, mustahil konsumen dapat berpartisipasi
dalam e-commerce. Pengetahuan dasar computer diperlukan, antara lain pengetahuan
mengenai internet dan web.
b. Biaya tambahan untuk mengakses internet
Untuk ikut serta dalam e-commerce dibutuhkan koneksi internet yang tentu
saja menambah pos pengeluaran bagi konsumen.
c. Biaya peralatan komputer
Komputer diperlukan untuk mengakses internet, tentu saja dibutuhkan biaya
untuk mendapatkannya. Perkembangan komputer yang sangat pesat menyarankan
konsumen untuk juga mengupdate peralatannya apabila tidak ingin ketinggalan
teknologi.
d. Risiko bocornya privasi dan data pribadi
Segala hal mungkin terjadi saat konsumen mangakses internet untuk
menjalankan ¬ e-commerce, termasuk risiko bocornya data pribadi karena ulah
orang lain yang ingin membobol sistem.
e. Berkurangnya waktu untuk berinteraksi
secara langsung dengan orang lain
Transaksi e-commerce yang berlangsung secara on-line telah mengurangi
waktu konsumen untuk dapat melakukan proses sosial dengan orang lain. Hal ini
tidak baik karena dikhawatirkan akan dapat mengurangi rasa kepedulian terhadap
lingkungan sekitarnya.
f. Berkurangnya rasa kepercayaan karena
konsumen berinteraksi hanya dengan komputer.
3. Bagi masyarakat
a. Berkurangnya interaksi antar manusia
Karena masyarakat lebih sering berinteraksi secara elektronik,
dimungkinkan terjadi berkurangnya kemampuan sosial dan personal manusia untuk bersosialisasi
dengan orang lain secara langsung.
b. Kesenjangan sosial
Terdapat bahaya potensial karena dapat terjadi kesenjangan sosial antara
orang-orang yang memiliki kemampuan teknis dalam e-commerce dengan yang tidak,
yang memiliki keahlian digaji lebih tinggi daripada yang tidak.
c. Adanya sumber daya yang terbuang
Munculnya teknologi baru akan membuat teknologi lama tidak dimanfaatkan
lagi. Misalnya dengan komputer model lama atau software model lama yang sudah
tidak relevan untuk digunakan.
d. Sulitnya mengatur internet
Sejumlah kriminalitas telah terjadi di internet dan banyak yang tidak
terdeteksi. Karena jumlah jaringan yang terus berkembang semakin luas dan
jumlah pengguna yang semakin banyak, seringkali membuat pihak berwenang
kesulitan dalam membuat peraturan untuk internet.
2.5 Bukalapak.com
Bukalapak didirikan oleh
Achmad Zaky pada awal tahun 2010 sebagai divisi agensi digital bernama
Suitmedia yang berbasis di Jakarta. Namun, Bukalapak baru berstatus sebagai
sebuah Perseroan Terbatas (PT) pada September 2011 dan dikelola oleh manajemen
yang dipimpin oleh Achmad Zaky sebagai CEO (Chief Executive Office) dan Nugroho
Herucahyono sebagai CTO (Chief Technology Officer).
Setelah berdiri kurang lebih
setahun, Bukalapak mendapat penambahan modal dari Batavia Incubator (perusahaan
gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese
Incubator dan Corfina Group). Di tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan
investasi dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu.
Pada bulan Maret 2014,
Bukalapak mengumumkan investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE
Ventures. Tidak berselang lama dari pemberitaan tersebut, di tanggal 18 Maret
2014 Bukalapak pun meluncurkan aplikasi seluler untuk Android. Walaupun baru
berdiri kurang lebih 3 tahun, Bukalapak memiliki reputasi yang baik dalam hal
customer service dan websitenya yang mudah untuk di akses. Bukalapak pun
seiring dengan berjalannya waktu, semakin berkembang dengan inovasi terbarunya
untuk mempermudah para pengguna Bukalapak untuk transaksinya.
Pada 25 Juni 2014 Bukalapak
menambahkan fitur Quick Buy, yaitu dimana pembeli tidak perlu melakukan
registrasi akun terlebih dahulu ketika akan membeli barang. Ketika muncul
halaman, cukup isi data pembelian dan pembeli memilih tab Beli Tanpa Akun.
Tahapan ini, pembeli cukup memasukkan email yang selalu aktif dan detail alamat
pengiriman barang. E-mail aktif tersebut nantinya digunakan untuk mengirim
tagihan pembayaran dan sebagai kontak untuk menghubungi pembeli jika terjadi
kesalahan saat transaksi. Oleh karena itu untuk email diharapkan tidak salah
dalam penulisannya, karena nantinya akan berpengaruh kepada verifikasi
transaksi anda.
Bukalapak memiliki program
untuk memfasilitasi para UKM yang ada di Indonesia untuk melakukan transaksi
jual beli secara online. Hal ini dikarenakan transaksi melalui online dapat
mempermudah UKM dalam menjual produk-produk yang mereka miliki tanpa harus
memiliki toko offline. Untuk yang telah memiliki toko offline, Bukalapak
mengharapkan dengan adanya situs tersebut dapat membantu meningkatkan penjualan
toko offline tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan esensialnya, penulis menerapkan penelitian
dasar yang disebut pula sebagai penelitian murni. Adapun penelitian murni bermakna sebagai salah satu
jenis penelitian yang berorientasi pada bidang akademis dan tidak bertujuan
untuk memberikan solusi atas fenomena tertentu, cirinya adalah banyak digunakan
dalam lingkup akademis, memiliki tingkat abstrak yang tinggi, manfaatnya tidak
dapat dirasakan secara langsung serta mengembangkan ide, teori atau gagasan.
Ditinjau dari segi tempat
dilaksanakan penelitian, penulis menerapkan penelitian laboratorium, merupakan
penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup atau dalam suatu tempat khusus
untuk mengadakan studi ilmiah. Tujuannya antara lain untuk mengumpulkan data,
mengadakan analisa dan memberikan interpretasi terhadap sejumlah data.
Sedangkan dari segi proses prosedur berlangsungnya penelitian, penulis
menerapakan studi kepustakaan. Disebut studi kepustakaan karena data-data yang
diambil dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber yang ada di buku-buku
maupun internet.
3.2 Sumber Data
Dalam
penelitian ini, penulis mendapatkan sumber data melalui studi kepustakaan,
yaitu sumber yang diperoleh melalui buku-buku maupun internet.
3.3 Metode Pencarian Data
Metode kepustakaan yaitu metode pencarian sekaligus pengumpulan data
melalui telaah atau studi dari berbagai laporan penelitian dan buku literatur
yang relevan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Bukalapak
Sebagai E-Commerce C2C di Indonesia
Bukalapak merupakan salah satu pasar daring (online marketplace) terkemuka di Indonesia (biasa dikenal juga dengan
jaringantoko daring ) yang dimiliki dan
dijalankan oleh PT. Bukalapak. Seperti halnya situs
layanan jual - beli daring (online) dengan model bisnis
consumer-to-consumer (C2C), Bukalapak menyediakan sarana penjualan dari
konsumen-ke-konsumen di mana pun. Siapa pun bisa membuka toko daring untuk
kemudian melayani calon pembeli dari seluruh Indonesia baik satuan ataupun
dalam jumlah banyak. Pengguna perorangan ataupun perusahaan dapat membeli dan
menjual produk, baik baru maupun bekas, seperti sepeda, ponsel, perlengkapan
bayi, gawai (gadget), aksesoris gawai, komputer, sabak (tablet),
perlengkapan rumah tangga, busana, elektronik, dan lain-lain.
Bukalapak menambahkan fitur
Quick Buy, yaitu dimana pembeli tidak perlu melakukan registrasi akun terlebih
dahulu ketika akan membeli barang. Ketika muncul halaman, cukup isi data
pembelian dan pembeli memilih tab Beli Tanpa Akun. Tahapan ini, pembeli cukup
memasukkan email yang selalu aktif dan detail alamat pengiriman barang. E-mail
aktif tersebut nantinya digunakan untuk mengirim tagihan pembayaran dan sebagai
kontak untuk menghubungi pembeli jika terjadi kesalahan saat transaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar